Latest News

Karpet Merah Jokowi di Amerika Cuma Setengah itu Meremehkan, Kata Kaum Dung-Dung Pret Mencibir

TER-INTIP | Luar biasa memang Presiden Jokowi ini yah. Hal-hal kecil saja menjadi sebuah berita dan bahan bully buat para Gerombolan Dung-Dung Pret. Contohnya Masalah Karpet Merah ketika beliau turun dari pesawat Kepresidenan RI saat bepergian ke Amerika Serikat. Simak saja kelanjutannya di bawah ini, seperti yang telah dilansir dalam Halaman Facebook Maz Toni.

Karpet Merah Jokowi di Amerika Cuma Setengah itu Meremehkan, Kata Kaum Dung-Dung Pret Mencibir
Sumber: Facebook

KARPET MERAH JOKOWI DI AMERIKA CUMA SETENGAH ITU MEREMEHKAN, KATA KAUM DUNG DUNG PRET MENCIBIR
Dengan semakin seringnya kaum DUNG DUNG PRET mengumbar pengetahuannya yang minimalis tentang segala hal yang dilakukan Presiden Jokowi, akan membuat kita semakin tahu KUALITAS intelektual mereka yang di bawah standard SNI itu, jadi cukup buat lucu-lucuan saja deh, jangan emosi membaca kedunguan mereka bro.

Toh "kritikan" mereka (padahal cuma cibiran saja) pada pemerintahan Jokowi-JK hanya seputar hal yang REMEH TEMEH dan jauh dari kecerdasan seorang kritikus sejati. Kaum DUNG DUNG PRET itu hanya mempermasalahkan soal-soal sepele, misalnya :

- Tentang JAS dan DASI Jokowi (Mendadak jadi pengamat fashion).
- Tentang makan dengan tangan kiri itu sama dengan Setan (Mendadak jadi pengikutnya Setan)
- Tentang cleaning service dengan tong sampahnya yang berada di dekat pesawat kepresidenan (Mendadak jadi ahli Bantar Gebang).

Dan terakhir tentang KARPET MERAH KEHORMATAN yang menyambut Jokowi di Amerika kok cuma setengah? Bukankah itu meremehkan? Miris, standar keamanan dan pelayanannya sudah terkesan sangat minimalis, kenapa karpet hanya sepotong. Bukankah biasanya karpet merah kehormatan terhampar sampai mobil? kata kaum DUNG DUNG PRET yang mendadak jadi pengamat karpet kehormatan itu.

Padahal karpet merah setengah itu sudah biasa dilakukan puluhan tahun dalam menyambut tamu kehormatan bagi Amerika. Presiden lainnya pun diperlakukan sama, bahkan SBY pun disambut dengan karpet merah setengah, kenapa dulu kok tidak dimasalahkan?

Maunya kaum DUNG DUNG PRET karpetnya full seperti saat di sambut di Arab Saudi kemarin, sebagai bukti presidennya dihormati. Kemarin kaum DUNG DUNG PRET getol ngomongin soal DOLLAR, soal karpet Amerika saja jadi lupa dollarnya. Walau karpetnya setengah, tapi belinya pakai dollar lho, harganya tentu lebih mahal daripada yang full tapi dibeli pakai rupiah ha ha ha ha ha.......

Walau karpetnya setengah tapi tetap WARNANYA MERAH kesukaannya Jokowi dan partai pengusungnya lho. SBY kok nggak disambut dengan KARPET BIRU seperti lambang partai kebanggaannya ya, padahal itu yang sebenarnya meremehkan he he he he he.....

Betapa semakin mengenaskan bukan pemikiran kaum DUNG DUNG PRET itu? Kalau penghormatan diterjemahkan dengan besarnya bendera, lebarnya karpet merah, dan tingginya pangkat pejabat yang menjemput, mereka akan terus bertanya, "kok Presiden saya kurang dihormati?"

Presiden jokowi adalah presiden yang sederhana, cepat, efisien, dan fungsional. Dan semua upacara penjemputan berlangsung sederhana, cepat, efisien dan fungsional itu yang disukai Presiden Jokowi.

Yang penting kedua Pemimpin Negara yang pernah menerima MEDALI KEHORMATAN dari Arab Saudi, Presiden Obama mengajak Presiden Jokowi keliling Gedung Putih, bahkan diajak singgah ke area housing, tempat tinggal keluarganya. Dan seluruh delegasi ke beranda White House melewati koridor pribadinya yang biasanya tidak dilewati tamu-tamu.Koridor pribadi adalah jalan penghubung antara rumah tinggal dengan kantornya di White House. Itulah RESPEK yang luar biasa dari Presiden Amerika yang jarang dilakukan dengan tamu negara lainnya.

Kita berharap kaum DUNG DUNG PRET bisa belajar lebih cerdas dalam mengkritisi KINERJA pemerintahan ini, bukan soal remeh temeh yang tidak bermakna bagi rakyat. Tapi mampukah kaum DUNG DUNG PRET itu berpikir sedikit pintar?

Salam NKRI Raya!

Sumber: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku

0 Response to "Karpet Merah Jokowi di Amerika Cuma Setengah itu Meremehkan, Kata Kaum Dung-Dung Pret Mencibir"