Sumber: Facebook
Baru-baru ini di provinsi Jambi diberitakan ada seorang bayi meninggal dunia dikarenakan kabut asap. Para Haters pun mengaitkan peristiwa ini untuk membully presiden Jokowi. Ternyata usut-punya usut, akibat meninggalnya seorang bayi tersebut bukan dikarenakan oleh Kabut Asap, melainkan bayi tsb sudah mengalami / menderita penyakit yang bukan dikarenakan oleh kabut asap. Ada-ada saja ulah para haters ini untuk menyalahkan bahkan ingin menjatuhkan pemerintahan Jokowi.
Untuk selanjutnya, simak ulasan Mas Toni dalam Halaman Facebook milik pribadinya di bawah ini.
BAYI MATI DI JAMBI AKIBAT ASAP TERNYATA HOAX!
Untuk menyalahkan Presiden Jokowi gerombolan DUNG DUNG PRET memang selalu mencari celah berita yang bisa dimanfaatkan untuk selalu menuduh dan mencela Jokowi, walau selalu dapat dipatahkan dengan mudahnya, sebab kebenaran tak akan tunduk dengan kebohongan walau di share dimana saja.
Bencana asap memang sedang ditangani pemerintah, Presiden Jokowi sudah meninjau dan memerintahkan aparat di bawahnya untuk terus menyelesaikannya, baik dari TNI maupun pejabat beserta masyarakat di sekitarnya. Memang tidak mudah memadamkan lahan gambut ribuan hektar itu, apalagi di musim kemarau yang panjang ini, namun segala usaha tetap dilakukan.
Kemudian muncullah berita tentang seorang bayi di Jambi yang mati, berhubung matinya di wilayah yang lagi kena bencana asap, maka muncullah teori MATI KARENA ASAP dari gerombolan DUNG DUNG PRET itu.
Lalu kebenarannya seperti apa?
Rumah sakit di Jambi yang menangani bayi yang meninggal dalam usia 14 bulan itu menjelaskan kepada Antara :
"Memang ada pasien anak balita yang meninggal pada Selasa (29/9) kemarin, tapi itu bukan karena kabut asap, melainkan kondisinya sudah sangat kritis," kata Direktur RS Theresia Asianto Supargo di Jambi.
Bocah itu bernama Nabila Julia Rahmadani dan meninggal DIKARENAKAN gagal multifungsi organ serta mengalami kegagalan kardiovaskular. "Asap TIDAK menyebabkan kematian secara langsung, saya kira kalau asap menyebabkan kematian secara langsung banyak balita lain yang kena asap juga meninggal," ujar Asianto.
"Pihak keluarga pasien minta tolong dan kita sudah berupaya untuk memberikan pertolongan, namun karena kondisi penyakitnya yang sudah parah sehingga tidak tertolong lagi," katanya.
Celakanya, ibu korban malah memposting anaknya dan menuliskan status kalau anaknya meninggal karena kabut asap di kota Jambi. Apakah tujuannya ingin mencari simpati? Kalau begitu, tujuannya memang sudah tercapai, sebab banyak yg nge-share di berbagai sosial media. Tapi apakah pemerintah percaya begitu saja?
Dokter yang menangani Nabila sudah jelas mengatakan bayi itu meninggal karena gagal multifungsi organ serta mengalami kegagalan kardiovaskular. Jika karena ASAP yang menyebabkan kematian secara langsung BANYAK BALITA LAIN yang kena asap juga meninggal.
Begitulah jawaban yang BENAR dan LOGIS secara medis. Jadi berita bayi meninggal karena asap adalah HOAX.
Salam NKRI Raya!
Sumber: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku
Referensi: http://beritaintrik.com/read/tidak-ada-bayi-meninggal-karena-asap.html
Penyebabnya karena sepsis. Dan bukan karena asap. Gitu maksudnya? Perlu diketahui ya, yang tadinya hanya terpapar asap sedikit, lama2 bisa jadi infeksi saluran nafas, lama2 bisa berakibat multifailure organ atau sepsis. Sekarang silakan simpulkan sendiri.
ReplyDelete