Latest News

Sudahlah, Tidak Perlu Berputar ke Perumpamaan Pemimpin Macan atau Kambing

TER-INTIP | Kadang menerima kemenangan seseorang itu susah sekali, apalagi lawan kita itu disukai oleh suporter yang benar-benar tahu siapa yang didukungnya. Sama halnya dengan menerima kekalahan, susah sekali dan tidak terima kalo kalah. Yah... begitulah fenomena yang terjadi pada Pilpres 2014 yang telah lewat. Kemenangan Joko Widodo menduduki tampuk kepemimpinan di Republik Indonesia yang kita cintai ini membuat lawan-lawan politiknya seakan-akan tidak percaya. Dan sampai sekarang pun tidak menerima dengan iklas...

Sudahlah, Tidak Perlu Berputar ke Perumpamaan Pemimpin Macan atau Kambing
Ilustrasi (Sumber Foto: Twitter)

SUDAHLAH, TIDAK PERLU BERPUTAR KE PERUMPAMAAN PEMIMPIN MACAN ATAU KAMBING
Kalau membaca groupnya Macan Asia yang sudah loyo, selalu mengulang-ulang adagium yang pernah diajarkan seorang perwira muda yang karirnya sukses sebagai capres yaitu "Seribu kambing dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua. Tetapi seribu harimau dipimpin kambing akan embeeeek semua".

Artinya jika Indonesia dipimpin oleh lapisan elite dan kepemimpinan yang bersih, jujur, cinta tanah air, cerdas, mau kerja keras, tidak akan mau tunduk kepada dominasi bangsa-bangsa asing Indonesia bisa cepat bangkit.

Kata mereka itu hanya PERUMPAMAAN, maksudnya Rakyat Indonesia itu dianggap HARIMAU/MACAN/SINGA, pemimpin yang plonga-plongo dianggapnya KAMBING, jadi kalau MACAN dipimpin KAMBING akan loyo semua.

Karena Jokowi bukan dari militer dianggap oleh gerombolan DUNG DUNG PRET itu sebagai pemimpin yang loyo, tidak tegas.

Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan, kalangan militer sangat tepat memimpin Indonesia saat ini. Sebab, kata dia, jika berbicara ketegasan, sosok militer tidak perlu diragukan lagi.

Benarkah anggapan itu selalu benar?

Iya benar, artinya benar-benar kecanduan film Hollywood yang penuh dengan dongeng-dongeng apa saja, dan di zaman gadget ini adagium itu sudah tidak cocok lagi diibaratkan.

Kemarin Indonesia dipimpin dari kalangan militer kok tidak disebut MACAN tapi malah dijuluki KEBO, hayo tegasnya dimana?

Yang sering terjadi, pemimpin militer itu malah ujungnya jadi DIKTATOR, silahkan buka sejarah pemimpin di dunia ini.

Coba kalau Indonesia dipimpin MACAN IMPOTEN jadinya apa ya?

Tuh lihat Korea Utara dipimpin SINGA kok malah lebih maju Korea Selatan yang tidak dipimpin binatang buas, kenapa bisa?

Seandainya bukan dongeng, seribu macan dipimpin seekor kambing, yang ada mah macannya berebut makan itu kambing tuh!

Sebaliknya, seribu kambing dipimpin seekor macan, yang ada malah Macannya yang kekenyangan makan Kambing alias Macannya dijamin tidak kelaparan! Mana mungkin 1000 Kambing sempat mengaum?

Kalau dongengnya dibikin lebih sensasional ala HC Andersen yang terjadi :
  • Kambing dipimpin Raja Kambing
  • Singa ya dipimpin Raja Singa

Begitulah ceritanya, mau mengatakan Jokowi KAMBING dan si dia MACAN atau SINGA saja berputar-putar dengan perumpamaan seperti di atas itu.

Yang jelas 2 kali Indonesia dipimpin Militer, dan rakyat masih tercekam dengan banyak catatan hitam yang terjadi. Pemimpin sipil atau militer masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan, keduanya lebih kuat bila bersatu saling membantu. Bila itu yang terjadi Indonesia lebih cepat maju daripada berputar ke persoalan MACAN dan KAMBING tiada habisnya, sudahilah adagium itu demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Salam NKRI Raya!

Sumber: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku

0 Response to "Sudahlah, Tidak Perlu Berputar ke Perumpamaan Pemimpin Macan atau Kambing"