Ahok Bekerja Nyata dan Cerdas Mengangkat Rakyat Kecil

TER-INTIP | Orang ini bekerja nyata dan cerdas mengangkat rakyat kecil Jakarta agar punya rumah, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan penghidupan yang layak. Tiada lagi saudara kita di Jakarta yang dibiarkan miskin dan gembel, yang selama 70 tahun ini hanya diulas-ulas oleh para cerdik-pandai dan politisi negeri ini sebagai kemiskinan struktural.

Ahok, Gubernur DKI Jakarta (Foto: Google Image)

Ahok Berencana Bangun 500 Ribu Unit Rusun Untuk TNI dan Polri
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berniat untuk membangun 500 ribu unit rumah susun. Ia ingin niatnya tersebut bisa terlaksana tahun depan. Nantinya, selain rumah susun untuk warga yang memiliki KTP asli DKI Jakarta, Ahok juga berencana membangun rumah susun untuk anggota TNI dan Polri.

Fasilitas ini, ungkap Ahok, untuk memudahkan aparat penegak hukum yang bekerja di Ibu Kota. Selain itu, Ahok berharap, nantinya semua anggota TNI dan Polri yang tinggal di Ibu Kota memiliki kehidupan layak.

Saat ini, kebanyakan anggota TNI dan Polri tinggal di luar Jakarta. Mereka harus menginap di kantor jika tidak memungkinkan pulang ke rumah yang jauh.

“Bisa bayangin enggak polisi tinggal di kantor yang sempit, enggak pernah ketemu anak-istri?” kata Ahok di Markas Satuan Patroli Daerah Direktorat Polisi Air Kepolisian Daerah Metro Jaya, Sabtu, 27 Februari 2016 seperti dilansir Tempo.co.

Tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI membangun 20.188 unit rumah susun di 16 lantai, 57 tower, dan 35 blok.

“Pengembang di Jakarta kalah itu,” tutur Ahok.

Konsepnya, kata dia, semua rumah susun yang dibangun di Jakarta bukan rusunami atau rusun yang bisa dimiliki. Semua rumah susun harus disewa oleh yang memiliki KTP asli Jakarta, tak boleh dimiliki agar tak bisa dijual.

Penghuni cukup membayar Rp 150 ribu sebulan dan mendapat fasilitas naik bus gratis, Kartu Jakarta Pintar, diberi kredit untuk usaha, serta bantuan jika anak-anaknya ingin kuliah di universitas negeri.

“Pokoknya enggak ada alasan lagi anak miskin enggak bisa belajar,” ucap Ahok. (jurnalpolitik.com)

Kemana lagi Jakarta mencari cinta dari seorang pemimpin? Cinta itu sudah di depan mata anda. Kami di luar Jakarta saja telah melihatnya karena kami menggunakan akal sehat kami. Bukan sentimen SARA!

SEANDAINYA AHOK NON-CHINESE,
SEANDAINYA AHOK MUSLIM,
SAYA TETAP AKAN MENDUKUNGNYA
SAMA SEPERTI SAYA MENDUKUNG JOKOWI.
(Jowly Yohanesh)

Mungkin, banyak orang tidak mengerti. Individu-individu tipikal seperti Jokowi dan Ahok itu "nothing to lose". Mereka bisa sukses besar dan terkenal dalam dunia bisnis. Namun, mereka memilih mengikuti panggilan hati mereka untuk membela rakyat di negeri ini. Mereka tidak gila kuasa dan harta. Mereka sebenarnya tidak peduli partai politik. Kadang, mereka hanya berusaha merangkul parpol demi kepentingan rakyat. Jika sikap parpol berlebihan, mereka akan bersikap. Besok diturunkan dari jabatan pun tidak membuat mereka pusing dan takut. Lihat saja bahasa tubuh seorang Jokowi. Lihat alis matanya. Ia memang akan selalu mendapat dukungan besar sebagai seorang pemimpin. Lihat saja keberanian Ahok yang reaktif. Jika ia berpura-pura alias tidak jujur, ia tidak akan begitu emosional, berani dan tegas memarahi dan menghukum siapa pun yang melanggar aturan.

Oleh: Jowly Yohanesh
Sumber: Facebook