Latest News

Dollar Turun Ini Salah Jokowi atau Takut Sama Asap Ya?

TER-INTIP | Sejak Bapak H. Ir. Joko Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia, tak habis-habisnya para Haters membully / menjelek-jelekkan beliau. Apa saja yang terjadi di bumi pertiwi ini selalu dikait-kaitkan dengan Presiden Jokowi. Yang lucunya, yang dikaitkan itu adalah yang diluar nalar dan bukan rasional. Sebut saja contohnya masalah bencana alam atau fenomena alam. Presiden Jokowi menjadi "Pusat Kesalahan" bagi para haters. Sungguh aneh bin ajaib. Ada-ada aja cara para haters ini mencari-cari alasan.

Para haters ini sepertinya belum move on. Masih tidur pulas dengan mimpi siang bolongnya. Tidak menerima kenyataan. Mengharukan sekali. Semoga para haters ini sadar dan tau diri. Semoga.

Dollar Turun Ini Salah Jokowi atau Takut Sama Asap Ya?

Tahukah Anda bahwa ketika Nilai Tukar Mata Uang Dollar naik yang disalahkan siapa oleh para Haters ini? Siapa lagi kalau bukan Presiden Jokowi. Padahal, teori nilai tukar mata uang itu terjadi karena hukum dagang yaitu permintaan dan penawaran. Siapapun orangnya, tidak bisa menjadi menjamin nilai tukar mata uang asing, karena semuanya berjalan sesuai dengan pasar. Tapi bagaimana bila Nilai Tukar Dolar terhadap Rupiah Turun, apakah masih menyalahkan Presiden Jokowi??? Sebuah tanda tanya.

Simak berita Kompas.com yang dilansir Selasa, 6 Oktober 2015 berikut di bawah ini.
BI Senang Rupiah Lompat ke Level Rp 14.200 Per Dollar AS
JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia (BI) menyambut baik penguatan nilai tukar rupiah yang lompat menguat ke kisaran Rp 14.200 per dollar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (6/10/2015).

Atas penguatan ini, Bank Indonesia pun bersyukur atas penguatan mata uang garuda itu. "Iya betul, alhamdulillah (rupiah menguat)," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat dihubungi Kompas.com di Jakarta.

Saat ditanya mengenai faktor yang memengaruhi lompatan kuat rupiah itu, Tirta belum bisa mengungkapkannya. Saat ini, kata dia, BI terus mencermati perkembangan dan faktor-faktor yang memengaruhi penguatan rupiah tersebut.

"Mana yang lebih dominan (apakah karena faktor global ataukah karena berbagai kebijakan yang dilakukan BI). Kami sedang mencermatinya," kata Tirta.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, mata uang garuda melompat ke posisi 14.263 per dollar AS. Senin kemarin, rupiah naik ke posisi 14.503 dari sebelumnya di atas level 14.600.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia, Senin (5/10/2015), berada di posisi 14.604 per dollar AS, naik 105 poin dibandingkan sebelumnya.

rupiah kembali menemukan tenaga setelah data serapan pekerja Amerika Serikat (AS) jauh berada di bawah proyeksi. Data tenaga kerja AS menekan nilai tukar dollar AS sehingga memberi kesempatan mata uang garuda untuk melaju.

Putu Agus Pransuamitra, research and analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, AS pada pekan lalu merilis data penyerapan tenaga kerja yang hanya bertambah 142.000 orang atau di bawah prediksi sebesar 201.000 orang. Data tersebut memungkinkan suku bunga The Fed ditahan lebih lama. Namun, kejelasan suku bunga masih menunggu rapat The Fed pada bulan ini. (Kompas.com)

Di bawah ini, mari kita simak ulasan Mas Toni dalam Halaman Facebook pribadinya mengenai fenomena Mata Uang Dolar Turun apakah Salah Jokowi atau siapa?

DOLLAR TURUN INI SALAH JOKOWI ATAU TAKUT SAMA ASAP YA?
Gerombolan DUNG DUNG PRET biasanya kalau dollar naik banyak mencret menyalahkan Jokowi di berbagai media sosial, giliran dollar turun kok mereka pada bungkam atau pura-pura tidak tahu ya?

Bencana asap salah Jokowi
Yang membuat bencana padahal Kampret
Dollar naik salah Jokowi
Dollar turun terus mau menyalahkan siapa ya?

Jangan-jangan Dollar turun itu takut sama ASAP yang tak kunjung hilang itu, atau Dollar turun karena takut dibully gerombolan DUNG DUNG PRET itu ya?

Ha ha ha ha ha........gerombolan Kampret memang lebih suka menyalahkan tanpa tahu kesalahan dirinya lebih besar daripada yang disalahkan, coba bandingkan apa PRESTASI Kampret itu bila dibandingkan dengan prestasinya Jokowi untuk rakyat?

Sebutkan SATU saja dueh! (Dengan gaya JIN dalam iklan rokok).

Kembali ke soal Dollar turun, memang sejak 1 Oktober lalu, rupiah tercatat sudah menguat hingga 3 persen. Bahkan dalam perdagangan hari ini, rupiah sempat mencapai level Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat (AS). Ternyata faktor rencana pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi III memberikan pengaruh, karena paket kebijakan ini dikabarkan bakal mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

Kata para pakar perekonomian, PENGUATAN RUPIAH PALING TINGGI DI ASIA, tapi ini hanya sebuah MOMENTUM atau jangka pendek? Semoga saja kebijakan fiskal pemerintah itu bisa membuat indeks dollar AS menurun. Dan yang penting perekonomian dunia segera stabil kembali.

Salam NKRI Raya!

Sumber: Catetan MAZ TONI Aka Tante Paku

0 Response to "Dollar Turun Ini Salah Jokowi atau Takut Sama Asap Ya?"